Awalnya, dengan penambahan jam kerja tersebut, hasil tebangannya sedikit bertambah. Namun setelah beberapa lama berkurang kembali seperti semula, seakan penambahan waktu tidak ada gunanya. Bahkan suatu waktu hasil tebangan yang dilakukan secara lembur hasilnya lebih sedikit dibanding penebangan yang dia lakukan pada saat awal karir dia sebagai penebang kayu. Sampai suatu saat dia bertemu dengan seorang penebang kayu lainnya. Penebang kayu yang baru dikenalnya itu menggunakan jenis kapak yang sama dan waktu yang digunakan untuk menebang juga sama. Tetapi hasil yang diperoleh penebang tersebut tidak pernah menurun. Ini membuat dia merasa keheranan, mengapa hasil produksinya menurun sementara temannya tidak?
Akhirnya dia menanyakan rahasia kepada teman barunya itu, bagaimana agar hasil tebangannya tidak menurun. Temannya menjawab, bahwa rahasianya sangat sederhana, dia rajin mengasah kapaknya agar selalu tajam. Namun penebang itu menjawab bahwa dia tidak punya waktu untuk mengasah kapaknya, dia sibuk untuk mengejar jumlah produksi agar bisa mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Temannya yang bijak berkata, “Kamu memang menghabiskan beberapa waktu untuk mengasah kapakmu. Tetapi waktu yang kamu gunakan untuk mengasah kapak akan terganti, sebab kamu akan menebang kayu lebih cepat.”
Kita pun sama, kita memiliki “kapak” meski dalam bentuk lain yang harus selalu kita asah agar tetap produktif. Energi kita, jika digunakan akan berkurang, maka kita harus mengisinya kembali. Termasuk juga dengan iman, sering kali turun, maka kita harus menaikan iman kita kembali. Apakah kita merasa tidak punya waktu?
Ingat ” BEKERJA CERDAS BUKAN BEKERJA KERAS“